PENURUNAN ANGKA STUNTING TETAP MENJADI PRIORITAS KAMI
Stunting menunjukkan kekurangan gizi kronis yang terjadi selama periode paling awal pertumbuhan dan perkembangan anak. Tidak hanya tubuh pendek, stunting memiliki banyak dampak buruk untuk anak. Lantas, apa saja penyebab dan dampak dari kondisi ini?
Pada tahun 2019, survei membuktikan sekitar 30 persen balita Indonesia mengalami stunting. Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak aspek, mulai dari aspek pendidikan hingga ekonomi. Stunting sangat penting untuk dicegah. Hal ini disebabkan oleh dampak stunting yang sulit untuk diperbaiki dan dapat merugikan masa depan anak.
Berdasarkan data tahun 2019 Presiden Joko Widodo meminta agar program penurunan angka stunting dan gizi buruk di tengah pandemi Covid-19 diteruskan sebagai salah satu prioritas nasional.
"Di bidang kesehatan, kita memiliki agenda besar, yaitu menurunkan stunting, pemberantasan TBC, malaria, demam berdarah, HIV/AIDS, dan juga berkaitan dengan gerakan hidup sehat yang harus terus kita kerjakan," kata Presiden Joko Widodo Jokowi dalam Rapat Terbatas (melalui video conference) dengan topik Evaluasi Proyek Strategis Nasional untuk Pemulihan Ekonomi Nasional Dampak Covid-19, Jumat (29/5/2020). di kutip dari www.beritasatu.com.
Berdasarkan intruksi presiden sebagai upaya percepatan penurunan angka stunting kami terus bersinergi dengan pemerintahan desa guna mengalokasikan anggaran dana untuk terus mengedukasi masyarakat tentang apa itu stunting? Apa yang menjadi penyebabnya? dan Bagaimana mengatasi nya?. Upaya yang kami lakukan tidak hanya mengenai edukasi, kami juga memastikan ibu hamil dan balita mendapatkan asupan gizi yang cukup melalui program PMT (Pemberian Makanan Tambahan). Desa Jatipasar Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto sudah melakukan nya, dan kami masih terus berupaya agar semua pemerintah desa di wilayah kami bisa bersinergi dengan baik.
Sumber : https://www.alodokter.com/bayi-lahir-stunting-faktor-penyebab-dan-risiko